Minggu, 26 Mei 2013
Thaharah
THAHARAH
A. Pengertian
Thaharah
Thaharah menurut bahasa
berarti bersih dari kotoran baik yang tampak seperti kencing, maupun yang tidak
seperti perbuatan maksiat. Sedangkan menurut istilah syara’ berarti menghilangkan najis atau hadas. Dengan demikian
thaharah meliputi dua hal, yaitu :
a.
Bersuci
dari hadas , baik dari hadas besar dengan cara mandi, maupun dari hadas kecil
dengan cara wudhu, atau bersuci dari dua hadas tersebut dengan cara bertayammum
sebagai ganti dari mandi dan atau wudhu.
b.
Bersuci
dari najis, baik pada badan, pakaian atau tempat.
B. Syarat-syarat
Wajib Thaharah
Syarat-syarat
wajib thaharah bagi orang yang hendak melakukan shalat ada 10, yaitu:
1.
Isalam.
2.
Berakal.
3.
Baligh
(dewasa).
4.
Berhentinya
darah haid atau nifas.
5.
Telah
masuk waktu shalat.
6.
Tidak
tidur.
7.
Tidak
lupa.
8.
Tidak
terpaksa.
9.
Adanya
air atau debu.
10. Dapat melakukan sesuai dengan kemampuan.
C. Alat-alat
Thaharah
1.
Air.
2.
Debu.
3.
Batu
untuk istinjak.
D. Pembagian
Air dan Macam-macamnya
1.
Air
suci yang mensucikan, seoerti air hujan, air laut, air embun, air sumur dan air
yang keluar daei mata air.
2.
Air
suci tetapi tidak mensucikan, air kopi, air the, air kelapa dan atau air musta’mal (air sedikit yang telah
digunakan menghilangkan hadas atau najis dan tidak berubah rasa, rupa dan
bentuknya)
3.
Air
suci dan mensucikan tetapi makruh dipakai, seprti air yang terjemur matahari
dalam bejana selain bejana emas dan perak.
4.
Air
yang kena najis (mutanajjis) bila air
yang kena najis itu kurang dari dua kulah, hukumnya najis meskipun tidak
berubah. Jika air yang kena najis itu mencapai dua kulah atau lebih, maka
dihukumi najis bila berubah dan dihukumi tidak najis bila tidak berubah.
E. Benda-benda
yang Termasuk Najis
1.
Bangkai
selain manusia, ikan dan binatang.
2.
Darah
yang selain daripada hati dan limpa.
3.
Nanah.
4.
Segala
benda cair yang keluar dari dua pintu (kubul dan dubur).
5.
Minuman
keras seperti arak dan sejenisnya.
6.
Anjing
dan babi.
7.
Bagian
badan binatang yang dipotong dari tubuhnya ketika masih hidup.
8.
Madzi
dan wadi.
F. Jenis-jenis
Najis dan Cara Membersihkannya
Najis
dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.
Najis
mughallazhah (berat), yaitu anjing,
babi dan keturunan dari keduanya. Adapun cara mencuci benda yang kena najis ini
hendaklah dibasuh 7 kali, satu kali daripanya hendaklah airnya dicampur dengan
tanah.
………………………………………………………
Artinya:
“cara
mencuci bejana seseorang dari kamu apabila dijilat aning hendaklah dibasuh
7 kali, satau kali daripadanya dicampur
dengan tanah.” (HR. Muslim)
2.
Najis
Mukhaffafah (ringan) seperti kencing
bayi laki-laki yang belum berusia 2 tahun dan belum makan selain susu ibunya. Adapun
cara mencuci benda yang kena najis ini dengan memercikkan air di atas benda itu
meskipun tidak mengalir. Sebagaiman hadis yang dijelaskan dalam hadis yang
diriwayatkan dari Ummu Qais Binti Muhsin ra.:
“Sesungguhnya
ia pernah dating kepada RAsulullah saw. bersama anak laki-lakinya yang masih
kecil danbelum makan makanan (selain air susu ibunya), beliau memangkunya, lalu
ia kencing diatas pakaiannya, maka beliau meminta air lalu memercikkanya dan
tidak membasuhnya”. (HR. Bukhari dan Muslim).
3.
Najis
Mutawassithah (sedang), yaitu najis
yang lain dari kedua najis diatas, seperti sesuatu kotoran yang keluar dari
dubur atau kubul manusia dan binatang, arak dan lain sebagainya. Cara mensucikannya
adalah dengan mengalirkan air di atas benda yang kena najis serta menghilangkan
zat, rasa, warna dan baunya.
G. Najis
yang Dimaafkan (Ma’fu)
Ialah
najis yang dimaafkan bila tidak dibasuh atau dicuci, karena jumlahnya yang
hanya sedikit, tidak bias dilihat mata normal dan sulit menghindarinya. Yang termasuk
najis yang daimaafkan ini, ialah :
1.
Bangkai
binantang yang tidak mengalir (sedikit) darahnya, seperti lalat, nyamuk dan
lain sebagainya. Rasalullah saw. berrsabda: “Jika
lalat jatuh pada bejana salah seorang dari kalian, maka benamkanlah lalat itu,
lalu buanglah. Karena salah satu dari kedua sayapnya terdapat obat dan pada
sayap yang satunya terdapat penyakit”. (HR.
Bukhari)
2.
Sedikit
dari darah atau nanah.
3.
Debu
dan percikan air di jalanan yang sulit untuk menghindarinya.
4.
Makanan
beku yang terkena bangkai tikus atau cecak. Seperti hadis yang diriwayatkan
oleh Muhaimin ra.: “Sesungguhnya pernah
ada tikus yang jatuh pada mentega (yang beku) lalu mati didalamnya. Kemudian hal
itu di tanyakan kepad aNabi saw. beliau menjawab: buanglah bangkai tikus dan
metega yang disekitarnya, lalu makanlah mentega itu sisanya.” (HR. Bukhari dan Ahmad).
H. Istinja’
Istinja’
adalah membersihkan kotoran yang keluar dari salah satu dari dua pintu (kubul
dan dubur) dengan air atu dengan tiga batu. Intinja’ yang lebih baik adalah
dengan batu atau seminsalnya yang dapat menghilangkan najisdan bukan yang
dimuliakan kemudian diikuti dengan air.
Rasulullah
saw. bersabda :
……………………………
Artinya:
”apabila salah seorang di antara kamu beristinja’
dengan batu, maka hendaklah ia melakukanya dengan ganjil” (HR.
Bukahari dan Muslim).
Istinja’
dengan batu harus memenhi syarat-syarat sebagai berikut:
1.
Najis
yang keluar dari kubul maupun dubur belum kering.
2.
Najis
yang keluar tidak mengenai sekitarnya.
3.
Tidak
terjadi najis selain yang keluar.
4.
Najis
yang itu melalui jalan yang biasanya.
5.
Menggunakan
tiga batu yang dapat membersihkan tempat keluarnya kotoran.
I. Adab
Buang Air
1.
Sannah
mendahulukan kaki kiri ketika masuk WC dan dahulukan kaki kanan ketika keluar
WC.
2.
Tidak
berkata-kata kecuali terpaksa.
3.
Hendaklaha
menggunakan atas kaki dan penutup kepala.
4.
Hendaklah
jauh dari orang sehingga bau kotoran tidak sampai tercium olehnya, agar tidak
mengganggu orang itu.
5.
Jangan
baung air di air yang tenang (tidak mengalir).
6.
Jangan
buang air di lubang tanah.
7.
Jangan
buang air di tempat perhentian, karena akan mengganggu orang yang berhenti di
tempat itu.
8.
Jangan
menghadap atau membelakangi kiblat di tempat yang terbuka.
9.
Tidak
menghadap atau membelakangi matahari dan rembulan.
Kamis, 23 Mei 2013
Iman Kepada Qadha' dan Qadhar
IMAN
KEPADA QADHA’ DAN QADHAR
A. Pengertian
Iman kepada Qadha’ dan Qadhar
Qadha’ artinya ketetapan dan
ketentuan Allah swt. atas seluruh makhluknya. Sedangkan Qadhar artinya qadha’
yang telah menjadi kenyataan dan telah terjadi.
Sedangkan iman kepada qadha’
dan qadhar memiliki pengertian percaya adanya ketetapan dan ketentuan Allah swt
yang berlaku terhadap seluruh makhluk-Nya, baik yang telah terjadi, yang sedang
terjadi maupun yang akan terjadi.
Kehidupan manusia berjalan
menurut ketetapan dan takdir Allah. Sungguh pun begitu manusia harus
berikhtiar, yaitu berusaha ekuat tenaga untuk mencapai kebahagiaan dan
kesejahteraan di dunia maupun di akhirat kelak.sebab takdir itu baru dapat
diketahui setelah terjadi.
C. Tawakkal
Tawakkal artinya berserah
diri kepada Allah atas apa yang terjadi sambil terus berikhtiar. Tawakkal ini
merupakan keharusan bagi kita setelah kita melakukan usaha, dengan maksud andai
kata sewaktu-waktu kita mengalami kegagalan dalam usaha, maka tidak lekas putus
asa. Sebab orang yang berputus asa atas rahmat Allah hanyalah orang-orang fakir
saja.
D. Fungsi
dan Hikmah Iman Pada Qadha’ dan Qadhar
1.
Menumbuhkan
ketenangan dan kepasrahan kepada Allah.
2.
Membangkitkan
kekuatan dan semangat berikhtiar serta berdoa kepada Allah untuk mencapai
kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
3.
Meningkatkan
ketakwaan kepada Allah.
4.
Memberikan
jalan terang agar tidak melakukan kejahatan dengan mengatas namakan takdir.
Rabu, 22 Mei 2013
Iman Kepada Hari Akhir
IMAN
KEPADA HARI AKHIR
A. Pengertian
Iman kepada Hari Akhir
Rukun iman yang kelima ialah
iman kepada hari akhir, artinya yakin dan percaya akan adanya kehidupan yang
kekal setelah kehidupan di dunia ini sebagai kelanjutan dari padanya.
Sedangkan hari akhir (hari
kiamat) ialah hari berakhirnya semua yang ada di alam ini atas kehendak dan
kekuasaan Allah. Pada hari itu semua alam akan hancur dan musnah, kecuali hanya
Allah yang berkuasa, hidup kekal dan abadi.
1.
Kiamat
kecil (sughra), yaitu berakhirnya
kehidupan seseorang atau matinya seseorang.
2.
Kiamat
besar (kubra), yaitu berakhirnya
seluruh kehidupan dunia, baik manusia, hewan, tumbuhtumbuhan dan jagad raya,
seluruhnya akan hancur binasa pada waktu itu.
C. Tanda-Tanda
Hari Kiamat Akan Datang
1.
Lahirnya
seseorang yang menamakan dirinya Muhammad Al-Mahdi, seorang yang adil dan
jujur.
2.
Munculnya
Dajjal yang membuat kerusakan di muka bumi.
3.
Munculnya
dua makhluk yang bernama Ya’juj dan Ma’juj.
4.
Turunnya
Nabi Isa as. dari langit.
5.
Munculnya
binatang yang da[at berbicara sebagaimana manusia.
6.
Terbitnya
matahari dari barat.
7.
Banyaknya
wanita berlipat ganda melebihi jumlah kaum laki-laki.
8.
Orang-rang
fakir berlomba membangun rumah-rumah mewah.
9.
Perbuatan
maksiat semakin merajalela dan orang tidak dapat membedakan mana yang halal dan
mana yang haram.
10. Hialngnya Al-Qur’an dari ucapan dan hati, dan tidak
ada seorangpun yang hafal Al-Qur’an.
11. Anak-anak banyak yang durhaka terhadap orang tuanya.
12. Banyak laki-laki menyerupai perempuan dan sebaliknya.
D. Tahapan-tahapan
Kehidupan di Alam Akhirat
Ketika
terjadi hari kiamat, setiap manusia akan mengalami tahap-tahap kehidupan
sebagai berikut:
1.
Yaumul
Ba’ats (hari kebangkitan) yaitu suatu
hari diamana manusia dibangkitkan kembali dari kubur.
2.
Yaumul
Mahsyar (hari perkumpulan) yaitu
suatu hari dimana manusia dikumpulkan di suatu tempat yang bernama padang
mahsyar.
3.
Yaumul
Hisab (hari perhitungan) yaitu suatu
hari dimana dilakukan perhitungan amal perbuatan manusia selama didunia.
4.
Yaumul
Mizan (hari penimbangan) yaitu suatu
hari dimana dilakukan penimbangan amal perbuatan manusia untuk mengetahui berat
ringannya pahala dan dosa.
5.
Yaumus
Shirah (hari melewati jembatan) yaitu
suatu hari dimana setiap manusia melewati jembatan untuk menuju surge.
6.
Yaumul
Jaza’ (hari pembalasan) yaitu suatu
hari dimana Allah swt. memberikan balasan kepada manusia sesuai dengan amal
perbuatan mereka selama didunia. Bagi orang yang berat amal kebaikanya maka ia
akan masuk surge. Dan bagi orang yang ringan amal kebaikanya atau berat kejahatanya,
maka ia akan masuk neraka.
E. Nama-Nama
Surga
1.
Surga
Firdaus.
2.
Surga
‘And.
3.
Surga
Na’im.
4.
Surga
Ma’wa.
5.
Surga
Darussalam.
6.
Surga
Darul Muqamah.
7.
Surga
Maqamul Amin.
8.
Surga
Khuldi.
F. Nama-Nama
Neraka
1.
Neraka
Jahannam
2.
Neraka
Jahiim.
3.
Neraka
Hawiyah.
4.
Neraka
Wail.
5.
Neraka
Sya’iir.
6.
Neraka
Lazha.
7.
Neraka
Saqar.
8.
Neraka
Huthumah
G. Tujuan
Iman Kepada Hari Akhir
1.
Meyakini
dan mempercayai pada yang gaib.
2.
Meningkatkan
iman dan takwa.
3.
Memperbanyak
amal shaleh dan bersegera pada kebaikan serta pada ampunan tuhan.
4.
Yakin
kepada hari ba’ats, adanya hisab, mizan, shirah, surga dan neraka.
5.
Yakin
akan adanya hari pembalasan yang seadil-adilnya.
Langganan:
Postingan (Atom)