This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Minggu, 26 Mei 2013

Thaharah



THAHARAH
A.    Pengertian Thaharah
Thaharah menurut bahasa berarti bersih dari kotoran baik yang tampak seperti kencing, maupun yang tidak seperti perbuatan maksiat. Sedangkan menurut istilah syara’ berarti menghilangkan najis atau hadas. Dengan demikian thaharah meliputi dua hal, yaitu :
a.       Bersuci dari hadas , baik dari hadas besar dengan cara mandi, maupun dari hadas kecil dengan cara wudhu, atau bersuci dari dua hadas tersebut dengan cara bertayammum sebagai ganti dari mandi dan atau wudhu.
b.      Bersuci dari najis, baik pada badan, pakaian atau tempat.
B.     Syarat-syarat Wajib Thaharah
Syarat-syarat wajib thaharah bagi orang yang hendak melakukan shalat ada 10, yaitu:
1.      Isalam.
2.      Berakal.
3.      Baligh (dewasa).
4.      Berhentinya darah haid atau nifas.
5.      Telah masuk waktu shalat.
6.      Tidak tidur.
7.      Tidak lupa.
8.      Tidak terpaksa.
9.      Adanya air atau debu.
10.  Dapat melakukan sesuai dengan kemampuan.
C.    Alat-alat Thaharah
1.      Air.
2.      Debu.
3.      Batu untuk istinjak.
D.    Pembagian Air dan Macam-macamnya
1.      Air suci yang mensucikan, seoerti air hujan, air laut, air embun, air sumur dan air yang keluar daei mata air.
2.      Air suci tetapi tidak mensucikan, air kopi, air the, air kelapa dan atau air musta’mal (air sedikit yang telah digunakan menghilangkan hadas atau najis dan tidak berubah rasa, rupa dan bentuknya)
3.      Air suci dan mensucikan tetapi makruh dipakai, seprti air yang terjemur matahari dalam bejana selain bejana emas dan perak.
4.      Air yang kena najis (mutanajjis) bila air yang kena najis itu kurang dari dua kulah, hukumnya najis meskipun tidak berubah. Jika air yang kena najis itu mencapai dua kulah atau lebih, maka dihukumi najis bila berubah dan dihukumi tidak najis bila tidak berubah.
E.     Benda-benda yang Termasuk Najis
1.      Bangkai selain manusia, ikan dan binatang.
2.      Darah yang selain daripada hati dan limpa.
3.      Nanah.
4.      Segala benda cair yang keluar dari dua pintu (kubul dan dubur).
5.      Minuman keras seperti arak dan sejenisnya.
6.      Anjing dan babi.
7.      Bagian badan binatang yang dipotong dari tubuhnya ketika masih hidup.
8.      Madzi dan wadi.
F.     Jenis-jenis Najis dan Cara Membersihkannya
Najis dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.      Najis mughallazhah (berat), yaitu anjing, babi dan keturunan dari keduanya. Adapun cara mencuci benda yang kena najis ini hendaklah dibasuh 7 kali, satu kali daripanya hendaklah airnya dicampur dengan tanah.
………………………………………………………
Artinya:
“cara mencuci bejana seseorang dari kamu apabila dijilat aning hendaklah dibasuh 7  kali, satau kali daripadanya dicampur dengan tanah.” (HR. Muslim)
2.      Najis Mukhaffafah (ringan) seperti kencing bayi laki-laki yang belum berusia 2 tahun dan belum makan selain susu ibunya. Adapun cara mencuci benda yang kena najis ini dengan memercikkan air di atas benda itu meskipun tidak mengalir. Sebagaiman hadis yang dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan dari Ummu Qais Binti Muhsin ra.:
“Sesungguhnya ia pernah dating kepada RAsulullah saw. bersama anak laki-lakinya yang masih kecil danbelum makan makanan (selain air susu ibunya), beliau memangkunya, lalu ia kencing diatas pakaiannya, maka beliau meminta air lalu memercikkanya dan tidak membasuhnya”. (HR. Bukhari dan Muslim).
3.      Najis Mutawassithah (sedang), yaitu najis yang lain dari kedua najis diatas, seperti sesuatu kotoran yang keluar dari dubur atau kubul manusia dan binatang, arak dan lain sebagainya. Cara mensucikannya adalah dengan mengalirkan air di atas benda yang kena najis serta menghilangkan zat, rasa, warna dan baunya.
G.    Najis yang Dimaafkan (Ma’fu)
Ialah najis yang dimaafkan bila tidak dibasuh atau dicuci, karena jumlahnya yang hanya sedikit, tidak bias dilihat mata normal dan sulit menghindarinya. Yang termasuk najis yang daimaafkan ini, ialah :
1.      Bangkai binantang yang tidak mengalir (sedikit) darahnya, seperti lalat, nyamuk dan lain sebagainya. Rasalullah saw. berrsabda: “Jika lalat jatuh pada bejana salah seorang dari kalian, maka benamkanlah lalat itu, lalu buanglah. Karena salah satu dari kedua sayapnya terdapat obat dan pada sayap yang satunya terdapat penyakit”. (HR. Bukhari)
2.      Sedikit dari darah atau nanah.
3.      Debu dan percikan air di jalanan yang sulit untuk menghindarinya.
4.      Makanan beku yang terkena bangkai tikus atau cecak. Seperti hadis yang diriwayatkan oleh Muhaimin ra.: “Sesungguhnya pernah ada tikus yang jatuh pada mentega (yang beku) lalu mati didalamnya. Kemudian hal itu di tanyakan kepad aNabi saw. beliau menjawab: buanglah bangkai tikus dan metega yang disekitarnya, lalu makanlah mentega itu sisanya.” (HR. Bukhari dan Ahmad).
H.    Istinja’
Istinja’ adalah membersihkan kotoran yang keluar dari salah satu dari dua pintu (kubul dan dubur) dengan air atu dengan tiga batu. Intinja’ yang lebih baik adalah dengan batu atau seminsalnya yang dapat menghilangkan najisdan bukan yang dimuliakan kemudian diikuti dengan air.
Rasulullah saw. bersabda :
……………………………
Artinya:
”apabila salah seorang di antara kamu beristinja’ dengan batu, maka hendaklah ia melakukanya dengan ganjil” (HR. Bukahari dan Muslim).
Istinja’ dengan batu harus memenhi syarat-syarat sebagai berikut:
1.      Najis yang keluar dari kubul maupun dubur belum kering.
2.      Najis yang keluar tidak mengenai sekitarnya.
3.      Tidak terjadi najis selain yang keluar.
4.      Najis yang itu melalui jalan yang biasanya.
5.      Menggunakan tiga batu yang dapat membersihkan tempat keluarnya kotoran.
I.       Adab Buang Air
1.      Sannah mendahulukan kaki kiri ketika masuk WC dan dahulukan kaki kanan ketika keluar WC.
2.      Tidak berkata-kata kecuali terpaksa.
3.      Hendaklaha menggunakan atas kaki dan penutup kepala.
4.      Hendaklah jauh dari orang sehingga bau kotoran tidak sampai tercium olehnya, agar tidak mengganggu orang itu.
5.      Jangan baung air di air yang tenang (tidak mengalir).
6.      Jangan buang air di lubang tanah.
7.      Jangan buang air di tempat perhentian, karena akan mengganggu orang yang berhenti di tempat itu.
8.      Jangan menghadap atau membelakangi kiblat di tempat yang terbuka.
9.      Tidak menghadap atau membelakangi matahari dan rembulan.

Kamis, 23 Mei 2013

Iman Kepada Qadha' dan Qadhar


IMAN KEPADA QADHA’ DAN QADHAR
A.    Pengertian Iman kepada Qadha’ dan Qadhar
Qadha’ artinya ketetapan dan ketentuan Allah swt. atas seluruh makhluknya. Sedangkan Qadhar artinya qadha’ yang telah menjadi kenyataan dan telah terjadi.
Sedangkan iman kepada qadha’ dan qadhar memiliki pengertian percaya adanya ketetapan dan ketentuan Allah swt yang berlaku terhadap seluruh makhluk-Nya, baik yang telah terjadi, yang sedang terjadi maupun yang akan terjadi.
B.     Ikhtiar
Kehidupan manusia berjalan menurut ketetapan dan takdir Allah. Sungguh pun begitu manusia harus berikhtiar, yaitu berusaha ekuat tenaga untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan di dunia maupun di akhirat kelak.sebab takdir itu baru dapat diketahui setelah terjadi.
C.    Tawakkal
Tawakkal artinya berserah diri kepada Allah atas apa yang terjadi sambil terus berikhtiar. Tawakkal ini merupakan keharusan bagi kita setelah kita melakukan usaha, dengan maksud andai kata sewaktu-waktu kita mengalami kegagalan dalam usaha, maka tidak lekas putus asa. Sebab orang yang berputus asa atas rahmat Allah hanyalah orang-orang fakir saja.
D.    Fungsi dan Hikmah Iman Pada Qadha’ dan Qadhar
1.      Menumbuhkan ketenangan dan kepasrahan kepada Allah.
2.      Membangkitkan kekuatan dan semangat berikhtiar serta berdoa kepada Allah untuk mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
3.      Meningkatkan ketakwaan kepada Allah.
4.      Memberikan jalan terang agar tidak melakukan kejahatan dengan mengatas namakan takdir.

Rabu, 22 Mei 2013

Iman Kepada Hari Akhir



IMAN KEPADA HARI AKHIR
A.    Pengertian Iman kepada Hari Akhir
Rukun iman yang kelima ialah iman kepada hari akhir, artinya yakin dan percaya akan adanya kehidupan yang kekal setelah kehidupan di dunia ini sebagai kelanjutan dari padanya.
Sedangkan hari akhir (hari kiamat) ialah hari berakhirnya semua yang ada di alam ini atas kehendak dan kekuasaan Allah. Pada hari itu semua alam akan hancur dan musnah, kecuali hanya Allah yang berkuasa, hidup kekal dan abadi.
juara 2 lomba takbir sanggrahan
B.     Macam-Macam Kiamat
1.      Kiamat kecil (sughra), yaitu berakhirnya kehidupan seseorang atau matinya seseorang.
2.      Kiamat besar (kubra), yaitu berakhirnya seluruh kehidupan dunia, baik manusia, hewan, tumbuhtumbuhan dan jagad raya, seluruhnya akan hancur binasa pada waktu itu.
C.    Tanda-Tanda Hari Kiamat Akan Datang
1.      Lahirnya seseorang yang menamakan dirinya Muhammad Al-Mahdi, seorang yang adil dan jujur.
2.      Munculnya Dajjal yang membuat kerusakan di muka bumi.
3.      Munculnya dua makhluk yang bernama Ya’juj dan Ma’juj.
4.      Turunnya Nabi Isa as. dari langit.
5.      Munculnya binatang yang da[at berbicara sebagaimana manusia.
6.      Terbitnya matahari dari barat.
7.      Banyaknya wanita berlipat ganda melebihi jumlah kaum laki-laki.
8.      Orang-rang fakir berlomba membangun rumah-rumah mewah.
9.      Perbuatan maksiat semakin merajalela dan orang tidak dapat membedakan mana yang halal dan mana yang haram.
10.  Hialngnya Al-Qur’an dari ucapan dan hati, dan tidak ada seorangpun yang hafal Al-Qur’an.
11.  Anak-anak banyak yang durhaka terhadap orang tuanya.
12.  Banyak laki-laki menyerupai perempuan dan sebaliknya.
D.    Tahapan-tahapan Kehidupan di Alam Akhirat
Ketika terjadi hari kiamat, setiap manusia akan mengalami tahap-tahap kehidupan sebagai berikut:
1.      Yaumul Ba’ats (hari kebangkitan) yaitu suatu hari diamana manusia dibangkitkan kembali dari kubur.
2.      Yaumul Mahsyar (hari perkumpulan) yaitu suatu hari dimana manusia dikumpulkan di suatu tempat yang bernama padang mahsyar.
3.      Yaumul Hisab (hari perhitungan) yaitu suatu hari dimana dilakukan perhitungan amal perbuatan manusia selama didunia.
4.      Yaumul Mizan (hari penimbangan) yaitu suatu hari dimana dilakukan penimbangan amal perbuatan manusia untuk mengetahui berat ringannya pahala dan dosa.
5.      Yaumus Shirah (hari melewati jembatan) yaitu suatu hari dimana setiap manusia melewati jembatan untuk menuju surge.
6.      Yaumul Jaza’ (hari pembalasan) yaitu suatu hari dimana Allah swt. memberikan balasan kepada manusia sesuai dengan amal perbuatan mereka selama didunia. Bagi orang yang berat amal kebaikanya maka ia akan masuk surge. Dan bagi orang yang ringan amal kebaikanya atau berat kejahatanya, maka ia akan masuk neraka.
E.     Nama-Nama Surga
1.      Surga Firdaus.
2.      Surga ‘And.
3.      Surga Na’im.
4.      Surga Ma’wa.
5.      Surga Darussalam.
6.      Surga Darul Muqamah.
7.      Surga Maqamul Amin.
8.      Surga Khuldi.
F.     Nama-Nama Neraka
1.      Neraka Jahannam
2.      Neraka Jahiim.
3.      Neraka Hawiyah.
4.      Neraka Wail.
5.      Neraka Sya’iir.
6.      Neraka Lazha.
7.      Neraka Saqar.
8.      Neraka Huthumah
G.    Tujuan Iman Kepada Hari Akhir
1.      Meyakini dan mempercayai pada yang gaib.
2.      Meningkatkan iman dan takwa.
3.      Memperbanyak amal shaleh dan bersegera pada kebaikan serta pada ampunan tuhan.
4.      Yakin kepada hari ba’ats, adanya hisab, mizan, shirah, surga dan neraka.
5.      Yakin akan adanya hari pembalasan yang seadil-adilnya.